Yang dimaksud adalah cinta itu sejatinya melahirkan ketaatan.
Oleh: Prita Hastari
Melahirkan yang dimaksud adalah menimbulkan.
Kalau bukan karena rasa cinta maka seorang wanita/istri akan sulit berlapang dada dalam menerima nasehat. Namun karena adanya rasa cinta itulah, maka dirinya akan lebih mudah menerima nasehat dan bahkan pada level mengamalkan nasehat yang berasal dari orang yang dicintainya.
Mengapa?
Sebenernya ada beberapa hal yang membuat pada diri seorang wanita itu nurut/patuh/taat, meskipun faktor utamanya adalah karena "taufiq dari Allah", sehingga seseorang bisa dan dimudahkan dalam beramal shalih.
Namun, faktor-faktor setelah adanya taufiq dari Allah itu juga ada beberapa hal lainnya sebutlah seperti motivasi yang membuat dirinya bisa berlaku demikian, di antaranya adalah:
1. Mematuhi atau menuruti karena sadar itu untuk kebaikannya.
2. Mematuhi atau menuruti karena sadar orang yang ia cinta memiliki rasa peduli padanya yang mana tidak semua orang diberi taufiq untuk memiliki rasa peduli.
3. Adanya rasa ingin membahagiakan orang yang ia cinta dengan memberikan apa yang terbaik meski itu hanya persembahan sebuah sikap nurut/patuh/taat/amanah.
4. Adanya rasa ingin menunjukkan atau membuktikan rasa cintanya kepada orang yang ia cinta sebagai konsekuensi dan masuk ke dalam hal bahwa cinta memang butuh pengorbanan yang mana ada banyak ego yang tidak baik yang harus dikesampingkan untuk perubahan ke arah lebih baik.
5. Sebagai bentuk sikap memelihara rasa cinta itu sendiri karena yang namanya perbuatan baik tentunya akan menimbulkan kebaikan-kebaikan yang lainnya.
Sebagaimana pembangkangan atau sifat tidak mau nurut, justru bikin jengkel/kesal orang yang menerima perlakuan itu.
6. Dirinya yakin akan mendapat pahala dari RabbNya jika patuh/nurut pada kebaikan atau taat pada suaminya. Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, dia berkata,
Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Siapakah wanita yang paling baik?” Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, mentaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci”
Dan mereka yang mau nurut/patuh/taat adalah orang-orang yang memiliki jiwa yang hanif. Berjiwa hanif itu adalah jiwa yang cenderung menjauhi kesesatan dan lebih mendekat kepada hidayah (petunjuk). Berjiwa hanif itu biasanya cenderung menjauhi kebatilan dan lebih mendekat kepada kebenaran. Berjiwa hanif itu biasanya menjauhi buruknya amal dan lebih berupaya untuk mendekat kepada amal yang sesuai dengan ilmu yang shahih
Yang jelas taat/patuh/nurut akan membuat harmonis sebuah hubungan. Wallahu a'lam bishowab
Al-Faqiiroh ilaa Mardhooti Robbihaa,
🌐 hastariputribadri.medium.com